Parepare_info. Parepare — Syawalan 1445 Hijriah yang dilaksanakan oleh Persyarikatan Muhammadiyah Kota Parepare beserta seluruh Ortom lingkup Muhammadiyah di Auditorium BJ Habibie, Rumah Jabatan Wali Kota Parepare, Rabu (1/5/2024), begitu bermakna.
Penjabat Wali Kota Parepare, Akbar Ali yang membawakan sambutan secara virtual mengatakan, atas nama Pemerintah Daerah menyambut dengan rasa suka cita dan bahagia atas pelaksanaan Syawalan sebagai sebuah momentum dalam proses mempererat ikatan tali silaturahmi terkhusus di internal Persyarikatan Muhammadiyah terlebih lagi masih berada dalam suasana bahagia di Bulan Syawal setelah melewati Bulan Suci Ramadan 1445 H.
“Di samping sebagai ajang menjaga kualitas silaturahim itu sendiri, tradisi Syawalan yang lebih familiar kita sering mendengar dengan istilah Halal Bihalal, juga menjadi ajang untuk saling berbagi informasi antara satu dengan yang lain. Apalagi dalam sebuah wadah Persyarikatan Muhammadiyah sebagai ormas terbesar di Indonesia yang tidak lagi diragukan peranannya dalam membangun sebuah peradaban di Indonesia sejak didirikan oleh KH Ahmad Dahlan lebih dari seabad yang lalu,” kata Akbar Ali.
Akbar Ali menyebut KH Ahmad Dahlan sosok yang dijuluki “Sang Pencerah” dengan kemampuannya memberikan warna tersendiri dalam mengangkat harkat dan martabat masyarakat Indonesia di bawah bayang-bayang penjajah Belanda pada saat itu khususnya dalam dunia pendidikan. KH Ahmad Dahlan dengan gigih memperjuangkan perubahan sistem pendidikan yang memadukan antara pendidikan barat dengan campur tangan agama yang terbukti bisa dipadukan.
“Dan kita semua merasakannya hingga saat ini, di mana-mana menjamur sistem pendidikan modern yang saat ini dianut oleh pesantren-pesantren modern yang justru diakui oleh semua pakar dunia pendidikan dan kemudian menjadi trend bagi orang tua untuk menjadikannya sebagai motivasi untuk berlomba-lomba memasukkan anaknya ke pesantren modern,” ungkap Akbar Ali.
Dia juga mengajak untuk terus menjalin hubungan Ukhuwah Islamiyah yang semakin erat bukan saja di internal Persyarikatan Muhammadiyah, namun juga hubungan antara warga Muhammadiyah dengan masyarakat lainnya di luar persyarikatan.
“Semoga kegiatan ini juga dapat merefresh isi kepala kita tentang indahnya persatuan tanpa terpecah hanya karena mengagungkan sebuah kebenaran hakiki, tanpa adanya fanatisme terhadap sesuatu yang dapat menjadi pemicu terjadinya perpecahan dalam masyarakat kita. Maka pesan kami buat warga dan simpatisan Persyarikatan Muhammadiyah, teruslah untuk selalu berdiri paling depan untuk menjadi wadah pemersatu bangsa di manapun berada,” harap Akbar Ali.